Siap Jadi Konglomerat! Ternyata Menjadi Eksportir Hasil Pertanian Itu Mudah

Diposting oleh DGSLink, pada 21 July 2022

Siapa bilang masa pandemi menjadi halangan perdagangan ekspor hasil pertanian di Indonesia? Salah satu prestasi Indonesia di bidang perdagangan ekspor adalah berhasil menjual hasil pertanian ke luar negeri hingga triliunan rupiah meski pada masa pandemi beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2019-2021 ekspor dari hasil pertanian banyak didominasi oleh kopi, karet, sawit, kakao, porang, serta palawija, dengan negara tujuan Timur Tengah, Amerika Serikat, China, Korea, Jepang. 

Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), hasil ekspor pertanian pada masa pandemi yakni sekitar bulan Oktober 2021 mencapai 410 juta dolar AS. Capaian tersebut menjadi pertanda bahwa ekspor pertanian naik sebesar 2,7 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). 

Tiga besar komoditas ekspor yang paling laris selama pandemi adalah kopi sebesar 22,63 persen, buah-buahan lokal tahunan 14.01 persen, tanaman herbal obat, serta rempah-rempah sebesar 13,19 persen.

Kenaikan perdagangan ekspor tersebut juga mendongkrak kegiatan ekspor di sektor industri pengolahan. Contohnya ekspor minyak kelapa sawit berkontribusi sebesar 18.52 persen dari keseluruhan ekspor industri pengolahan. Selain minyak kelapa sawit, produk kimia dasar yang berasal dari bahan pertanian juga ikut naik sebesar 3,74 persen.

Kesuksesan kegiatan ekspor pertanian di Indonesia pastinya diraih dari kerja keras dari para petani Indonesia yang berkolaborasi dengan semua pihak. Pemerintah juga akan mendorong kesempatan ekspor lebih luas bagi para petani dengan berbagai strategi.

Lima Strategi Pemerintah untuk Mendorong Kegiatan Ekspor Hasil Pertanian 

Kementerian Pertanian Republik Indonesia berjanji akan memberikan kemudahan dan meningkatkan pelayanan prosedur ekspor komoditas pertanian. 

Ali Jamil, selaku Kepala Badan Karantina Pertanian mengatakan lembaganya akan memberikan kemudahan untuk pembukaan pintu ekspor bahkan siap untuk jemput bola ke para petani. Menurutnya ada lima strategi untuk mendorong kegiatan ekspor hasil pertanian, yakni sebagai berikut:

1. Memberikan kemudahan perizinan bagi eksportir melalui OSS (one single system) 

Online Single Submission (OSS) merupakan sistem dari pemerintah yang mengintegrasikan seluruh proses birokrasi dalam mengurus izin usaha sehingga lebih cepat dan efisien. Melalui sistem perizinan berbasis daring, seluruh proses pengurusan berkas izin perusahaan dapat dilaksanakan secara transparan dan terintegrasi.

2. Mendorong para generasi milenial untuk menjadi eksportir melalui program Agro Gemilang. 

Agro Gemilang merupakan singkatan dari "Ayo Galakan Ekspor Generasi Milenial Bangsa". Berdasarkan arahan dari Presiden Joko Widodo, Program Agro Gemilang bertujuan menyiapkan generasi muda menghadapi era revolusi industri 4.0. 

Dalam program Agro Gemilang, pemerintah memberikan bimbingan teknis terkait SPS (Sanitary Phyto Sanitary), bimbingan persiapan di lapangan dan bimbingan dalam GHP (Good Handling Practices).

3. Membuat kebijakan Inline Inspection

Sama seperti jemput bola, melalui kebijakan ini Badan Karantina Pertanian melakukan kunjungan langsung ke eksportir. Kunjungan dimaksud untuk memberikan berbagai arahan dan pemantauan dari tingkat budidaya hingga penanganan pascapanen. Hal ini bertujuan agar membantu mempermudah para petani dalam menangani produk yang akan diekspor.

4. Membuat program I-Mace (Indonesian Maps of Agriculture Commodity Export) 

I-Mace atau peta komoditas ekspor pertanian Indonesia berguna untuk mengetahui data sentra komoditas pertanian dan berpotensi ekspor. Selain itu, di I-Mace juga terdapat data produk pertanian yang diekspor dan negara tujuannya. Dengan adanya I-Mace harapannya pemerintah daerah bisa mendorong kawasan sentra produksi pertanian yang berpotensi ekspor.

5. Menerapkan Elektronik Sertifikat (E-Cert)

Elektronik Sertifikat (E-Cert) berfungsi untuk meminimalisir barang ekspor tertolak di negara tujuan. Karena barang-barang ekspor tersebut telah tersertifikasi secara online, sehingga bisa langsung diperiksa dan diteliti sebelum barang dikirim. Setelah semua lulus uji, barang bisa jalan sampai negara pengimpor.

Tips Sukses Menjadi Eksportir Hasil Pertanian

Dengan suburnya pasar ekspor dan berbagai strategi yang disiapkan pemerintah seperti ulasan di atas, seharusnya bisa mendorong para pegiat bisnis maupun petani lokal untuk mengekspor hasil pertanian. Karena kegiatan ekspor dapat membawa banyak manfaat bagi petani sendiri dan bagi negara.

Kegiatan ekspor hasil pertanian tidak hanya menjadi sumber keuntungan pribadi, namun juga dapat mempengaruhi harga pasar nasional. Dengan kegiatan ekspor hasil pertanian, maka perputaran produk pertanian dalam negeri menjadi sehat sehingga harga cenderung stabil. Selain itu, pemerintah Indonesia juga dapat menambah pemasukan dari devisa kegiatan ekspor.

Namun, seringkali kita berpikir prosedur kegiatan ekspor sangatlah rumit, sehingga mereka tidak sampai berpikir akan mengirimkan hasil panennya sampai ke mancanegara. 

Ternyata untuk mengekspor hasil pertanian itu cukup mudah kok. Berikut langkah sederhananya :

1. Riset Pasar

Sama seperti bisnis lainnya, riset pasar merupakan poin yang penting. Mengapa riset pasar itu penting? Riset pasar bertujuan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya seputar peluang pasar ekspor.

Informasi yang harus kita gali saat riset pasar meliputi produk apa saja yang bisa diekspor, jenis produk apa yang paling dibutuhkan pasar luar negeri, negara mana saja yang membutuhkan, serta barang apa saja yang dilarang untuk diperjualbelikan. Sebab di beberapa negara tertentu ada komoditas pertanian yang terlarang untuk diperjualbelikan. 

Cara mudah untuk mendapatkan informasinya, Anda juga bisa mengunjungi website www.insw.go.id. 

Info tambahan untuk komoditas beras, Amda harus mendapat izin dari BULOG sebelum melakukan ekspor. Karena beras tidak boleh diekspor bila ketersediaannya di dalam negeri masih kurang.

2. Mempersiapkan Produk

Persiapan produk sebelum diekspor tentu menjadi poin penting, mengingat jarak tempuh dan lama pengiriman untuk sampai ke negara tujuan. 

Sebelum melakukan pengiriman pastikan Anda menyiapkan hasil panen terbaik sesuai standar ekspor hasil pertanian internasional. Pastikan juga produk Anda sudah mendapatkan e-cert (sertifikat elektronik). Jika produk Anda sudah sesuai standar, maka akan meminimalisir produk dikembalikan oleh importir karena tidak layak jual.

Sedangkan dalam proses pengiriman, hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah memilih bahan kemasan yang tepat, memperhitungkan kadar air dan penempatan produk sesuai karakteristik masing-masing tanaman. Tidak lupa, kita juga harus sortir hasil pertanian terbaik untuk dikirim ke luar negeri.

3. Mempersiapkan Dokumen

Setelah produk dikemas, proses selanjutnya yakni mempersiapkan dokumen terutama dokumen Pemberitahuan Barang Ekspor (PEB), yang meliputi :

√Data Eksportir

√Data Importir

√Data Broker (apabila ada)

√Sarana Pengangkut Barang

√Negara Tujuan

√Detail Barang , meliputi: jenis barang, jumlah barang, 

Dokumen tersebut dibawa ke kantor Bea Cukai untuk mendapatkan persetujuan eksportasi hingga diterbitkan NPE. Setelah itu lanjut melakukan stuffing barang dan mengasuransikan barang apabila metode pembayaran dengan CIF.

Khusus pada persiapan dokumen ini, bagi anda eksportir pemula juga bisa menggunakan jasa eksportir all in terpercaya yang bisa mengurus seluruh dokumen persyaratan ekspor anda menjadi lebih praktis.

Itulah ulasan tentang kegiatan ekspor hasil pertanian. Anda juga bisa mempelajari langkah sederhana sesuai ulasan di atas untuk menjadi eksportir sukses hasil pertanian dengan cukup bermodal smartphone. Selamat mencoba!

-------------------

Referensi:

www.pertanian.go.id

https://paktanidigital.com
Konsultasikan Sekarang, Gratiss...